Happy New Year
ada satu kisah disebuah kelas, seorang Guru datang dengan membawa ember kosong trasnparan beserta batu-batu besar, kerikil, pasir dan air. serentak semua siswanya memperhatikan dengan seksama apa yang hendak dilakukan Gurunyanya.
Mula-mula sang Guru pun meletakkan batu-batu besar kedalam ember hingga tidak tersisa, lalu sang Guru bertanya pada siswanya apakah ember ini masih bisa diisi? serentak siswanya menjawab "Masih" kemudian sang Guru menuangkankrikil-krikil kecil kedalam ember hingga tak tersisa. lalu sang Guru bertanya lagi, masih dapat diisikah ember itu? siswanya tampak sedikit bingung, ada yang menjawab masih bisa dan ada yang menjawab tidak.
Lalu sang Guru menuangkan pasir kedalam ember tersebut hingga tidak tersisa dan nampak padat didalam ember karena pasir telah mengisi ruang celah-celah kosong. lalu Guru bertanya lagi, apakah masih bisa emberini diisi lagi? para siswa meyakinkan dahulu bahwa sudah tidak dapat diisi lagi,serentak siswanya menjawab "TIDAK" lalu apa yang dilakukan sang Guru? dia menuangkan air kedalam ember tersebut tanpa sisa hingga penuh kedalam ember.
Dari ilustrasi cerita diatas, pesan yang ingin disampaikan sang guru kepada muridnya adalah Janganlah sibuk mencari dan menempatkan hal-hal yang kecil (yang diibaratkan oleh kerikil, pasir dan air) terlebih dahulu, karena menyebabkan kita tidak bisa mendapatkan impian yang besar.
Nilai filosofis yang ingin disampaikan oleh Guru itu adalah manusia harus pandai menempatkan prioritas. Tempatkan impian-impian yang besar sebagai prioritas utama (yang diibaratkan sebagai batu-batu besar).
Menempatkan prioritas dengan tepat memang sangat sulit, meskipun setiap hari kita sudah sangat sibuk bekerja. Sehingga memerlukan kecermatan untuk dapat mengatur prioritas yang sangat banyak dari kenyataan yang kita hadapi sehari-hari, memang semua pekerjaan mengklaim sebagai prioritas penting dan meminta perhatian ekstra. Padahal dalam satu waktu kita dapat mengerjakan satu prioritas saja, tidak bisa semuanya.
Semoga di Tahun 2007 ini kita dapat menentukan Prioritas - prioritas utama kita, sehingga apa yang kita impikan dapat tercapai.
Mula-mula sang Guru pun meletakkan batu-batu besar kedalam ember hingga tidak tersisa, lalu sang Guru bertanya pada siswanya apakah ember ini masih bisa diisi? serentak siswanya menjawab "Masih" kemudian sang Guru menuangkankrikil-krikil kecil kedalam ember hingga tak tersisa. lalu sang Guru bertanya lagi, masih dapat diisikah ember itu? siswanya tampak sedikit bingung, ada yang menjawab masih bisa dan ada yang menjawab tidak.
Lalu sang Guru menuangkan pasir kedalam ember tersebut hingga tidak tersisa dan nampak padat didalam ember karena pasir telah mengisi ruang celah-celah kosong. lalu Guru bertanya lagi, apakah masih bisa emberini diisi lagi? para siswa meyakinkan dahulu bahwa sudah tidak dapat diisi lagi,serentak siswanya menjawab "TIDAK" lalu apa yang dilakukan sang Guru? dia menuangkan air kedalam ember tersebut tanpa sisa hingga penuh kedalam ember.
Dari ilustrasi cerita diatas, pesan yang ingin disampaikan sang guru kepada muridnya adalah Janganlah sibuk mencari dan menempatkan hal-hal yang kecil (yang diibaratkan oleh kerikil, pasir dan air) terlebih dahulu, karena menyebabkan kita tidak bisa mendapatkan impian yang besar.
Nilai filosofis yang ingin disampaikan oleh Guru itu adalah manusia harus pandai menempatkan prioritas. Tempatkan impian-impian yang besar sebagai prioritas utama (yang diibaratkan sebagai batu-batu besar).
Menempatkan prioritas dengan tepat memang sangat sulit, meskipun setiap hari kita sudah sangat sibuk bekerja. Sehingga memerlukan kecermatan untuk dapat mengatur prioritas yang sangat banyak dari kenyataan yang kita hadapi sehari-hari, memang semua pekerjaan mengklaim sebagai prioritas penting dan meminta perhatian ekstra. Padahal dalam satu waktu kita dapat mengerjakan satu prioritas saja, tidak bisa semuanya.
Semoga di Tahun 2007 ini kita dapat menentukan Prioritas - prioritas utama kita, sehingga apa yang kita impikan dapat tercapai.
0 komentar:
Post a Comment