Tentukan yang Utama
Tersebut kisah disebuah kelas, seorang Guru datang dengan membawa ember kosong trasnparan beserta batu-batu besar, kerikil, pasir dan air. Melihat heran dengan bawaan barang sang guru, serentak semua siswanya memperhatikan dengan seksama apa yang hendak dilakukan Gurunya.
Mula-mula sang Guru pun meletakkan batu-batu besar kedalam ember hingga tidak
tersisa, lalu sang Guru bertanya pada siswanya apakah ember ini masih bisa
diisi? serentak siswanya menjawab "Masih" kemudian sang Guru menuangkan
krikil-krikil kecil kedalam ember hingga tak tersisa.
Lalu sang Guru bertanya lagi masih dapat diisikah ember itu? siswanya tampak sedikit bingung, ada yang menjawab masih bisa dan ada yang menjawab tidak. lalu sang Guru menuangkan pasir kedalam ember tersebut hingga tidak tersisa dan nampak padat didalam ember karena pasir telah mengisi ruang celah-celah kosong.
Lalu sang Guru pun bertanya lagi, apakah masih bisa ember
ini diisi lagi? para siswa meyakinkan dahulu bahwa sudah tidak dapat diisi lagi,
serentak siswanya menjawab "TIDAK" lalu apa yang dilakukan sang
Guru? dia menuangkan air kedalam ember tersebut tanpa sisa hingga penuh kedalam ember.
-----
Sangat menarik cerita diatas, pesan moral yang begitu Indah yang ingin disampaikan oleh sang Guru. Secara garis besar, sang Guru berpesan untuk Tidak/Jangan sibuk mencari dan menempatkan hal-hal yang kecil (yang diibaratkan oleh kerikil, pasir
dan air) terlebih dahulu dalam kehidupan, karena menyebabkan kita tidak bisa mendapatkan impian yang besar atau utama.
Nilai filosofis yang ingin disampaikan oleh Guru itu adalah
manusia harus pandai menempatkan prioritas. Tempatkan impian-impian yang besar sebagai
prioritas utama (yang diibaratkan sebagai batu-batu besar).
Menempatkan prioritas dengan tepat memang sangat sulit, meskipun setiap hari kita sudah
sangat sibuk bekerja. Sehingga memerlukan kecermatan untuk dapat memanajemen prioritas
yang sangat banyak Kenyataan yang kita hadapi sehari-hari memang semua pekerjaan
mengklaim sebagai prioritas penting dan meminta perhatian ekstra. Padahal dalam satu
waktu kita dapat mengerjakan satu prioritas saja, tidak bisa semuanya.
Semoga Bermanfaat..
Abe Elzen
0 komentar:
Post a Comment